-->

Perubahan Revolusioner Hadapi dengan 4C


Istvan Nagy, little girl with yellow babushka, 1917

Hari ini kita sedang berhadapan dengan sebuah revolusi yang tentunya belum pernah terjadi sebelumnya. Cerita lama akan segera runtuh dan berganti dengan cerita yang baru. Anak-anak yang lahir hari ini akan berusia tiga puluh tahun tepat pada tahun 2050 – sebuah dunia seperti apa ia akan terlihat. Dan sebagai manusia kita tidak akan pernah bisa memprediksi masa depan secara akurat. 

Belajar di masa lalu, seperti yang dideskripsi Yuval Noah Harari dalam bukunya “21 Lesson”, jauh sejak zaman purba, kehidupan dibagi menjadi dua bagaian yang saling melengkapi: periode belajar diikuti dengan periode kerja. Dibagian pertama kehidupan, Anda mengumpulkan imformasi, mengembangkan keterampilan, membangun pandangan dunia, dan membangun identitas yang stabil. Bahkan jika pada usia lima belas Anda menghabiskan sebagian besar hari Anda bekerja di sawah keluarga (bukan di sekolah formal), hal terpenting yang Anda lakukan adalah belajar: cara menanam padi, cara melakukan negoisasi dengan pedagang beras yang rakus dari kota besar, dan bagaimana menyeleseikan konflik atas tanah dan air dengan penduduk desa lainnya. Di bagian kedua kehidupan Anda bergantung pada keterampilan Anda yang terkumpul untuk menavigasi dunia, mencari nafkah, dan berkontribusi bagi masyarakat. Tentu saja, bahkan pada usia lima puluh tahun Anda terus belajar hal-hal baru tentang beras, tentang pedagang, dan tentang konflik, tetapi ini hanyalah perubahan kecil pada kemampuan yang diasah dengan baik 

Oleh karena manusia mutlak harus melalui fase belajar baik itu formal atau non formal, maka dalam konteks menghadapi perubahan mendasar ini, sebagi dampak dari revolusi teknologi informasi dan bioteknologi, pertanyaan sederhananya adalah apa yang perlu dipersiapkan dan bagimana model pendidikan yang harus diberikan kepada keluarga dan anak-anak kita di sekolah? 

Apa yang harus kita ajarkan, banyak ahli pedagogi berpendapat bahwa sekolah harus beralih ke pengajaran empat C (“4C”) – pemikiran kritis (Critical thinking), komunikasi (Communication), kolaborasi (Collaboration), dan kreativitas Creativity). Maka sesuai dengan kebutuhan dan kecendrungan di masa depan, Harari menghimbau agar secara lebih luas, sekolah harus mengecilkan keterampilan teknis dan menekankan keterampilan kehidupan tujuan umum. Yang paling penting dari semuanya adalah kemampuan untuk menghadapi peruibahan, untuk belajar hal-hal baru, dan untuk menjaga keseimbangan mental Anda dalam situasi yang tidak biasa. Agar dapat bersaing dengan dunia 2050, Anda tidak hanya perlu menciptakan ide dan produk baru – Anda di atas segalanya harus menemukan kembali diri Anda lagi dan lagi. 

Di Indonesia sering terjadi cepatnya berganti sebuah kebijakan dan keputusan politis. Dalam konteks kurikulum, kurikulum yang sekarang sedang berproses, yakni kurikulum 2013 versi revisi 2017, mengadopsi pengajaran 4C dan digenapi dengan Penguatan Pendidikan Karakter, Literasi, dan LOTS dan HOTS, pengajaran cara berpikir tingkat rendah dan tinggi, sejatinya ditunggu secara sabar untuk melihat hasilnya seperti apa. Ambisi rezim untuk memperlihatkan eksistensinya dengan menganulir kebijakan yang dibuat oleh rezim sebelumnya idealnya ditimbang secara cermat.

0 Response to "Perubahan Revolusioner Hadapi dengan 4C"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel