-->

Seberapa Penting Ekstra Kurikuler Bagi Anak Didik?

sumber: unsplash.com
Mengajar, terlebih mendidik, terhadap siapapun termasuk kepada peserta didik bukanlah persoalan yang mudah. Mengajar membutuhkan perencanaan, evaluasi, dan sampai tindak lanjut. Keberhasilannya adalah nilai kuantitas dan kualitas anak itu sendiri. Ini tantangan intrinsik guru di satu sisi, sementara disisi lainnya, peserta didik zaman now sulit untuk bisa fokus dan konsentrasi. Kemampuan fokus anak-anak maksimal dua puluh menit, selebihnya pikiran mereka tidak dalam proses pembelajaran. Mungkin ini karena dampak kemajuan teknologi, dimana seorang begitu mudah perhatiannya beralih dari satu fokus ke fokus lainnya. Atau bisa jadi proses pembelajarannya tidak menarik dan menyenangkan, apalagi mampu memberikan motivasi bagi anak-anak.

Demikian situasi rata-rata yang terjadi di sekolah. Jadi, kalau sudah seperti ini apa yang bisa dirubah sehingga dalam waktu jangka panjang dapat memberikan kepastian kepada anak didik memiliki keberhasilan yang membanggakan baik bagi dirinya, guru-gurunya, dan keluarganya? Jawabannya adalah guru harus bisa mengubah cara dalam mengajarnya supaya anak betah dalam pengajarannya. Teknisnya kembali kepada guru bersangkutan. Lain daripada itu, anak harus didorong untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Mengapa demikian?

Ternyata anak yang mengikuti satu atau beberapa kegiatan ekstrakurikuler dalam jangka panjang ia bisa lebih tabah dalam bersikap dan berjuang meraih apa yang menjadi cita-citanya. Kesimpulan ini teruji dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh psikolog Margo Dardner.

Margo dan para kolaboratornya di Columbia University memantau sebelas ribu orang remaja Amerika sampai usia mereka 26 tahun untuk melihat apakah partisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler sekolah selama dua tahun , mempunyai efek terhadap kesuksesan pada usia dewasa.

Inilah yang ditemukan Margo: anak-anak yang menghabiskan waktu lebih dari satu tahun dalam kegiatan ekstrakurikuler lebih besar kemungkinannya untuk lulus perguruan tinggi dan, saat dewasa, bekerja suka rela di komunitas mereka. Berapa jam per minggu anak-anak mencurahkan diri pada kegiatan ekstrakurikuler juga memprediksi bahwa mereka mendapatkan pekerjaan ( dan tidak menganggur saat mencapai usia dewasa ) dan menghasilkan lebih banyak uang, tapi ini berlaku hanya bagi anak-anak yang berpartisipasi dalam kegiatan selama dua tahun, bukan satu tahun.

Namun demikian, Warren Willngham, direktur Personal Qualities Project, menegaskan dalam disiplin keilmuannya, kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan oleh anak-anak bukanlah sekedar kegiatan coba-coba, melainkan terus berkelanjutan sampai jenjang perguruan tinggi, misalnya. Inilah kemudian, apa yang dikemukakan oleh Willingham dikenal dengan konsep tindak lanjut.

Dari ratusan karakteristik yag telah diukur oleh Willingham, tindak lanjut memprediksi pencapaian menonjol bagi orang dewasa muda di semua bidang, dari seni dan menulis hingga kewirausahaan dan layanan masyarakat. Jadi, dalam perspektif Willingham kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan anak-anak pada masa SMA belum cukup ( untuk tidak mengatakan: tidak penting ). Kuncinya setelah selesai SMA, di tempat lain, misalnya di perguruan tinggi, ikut mendaftar di satu kegiatan kemahasiswaan, mendaftarkan lagi tahun berikutnya, dan selama itu ia akan mengalami kemajuan signifikan.

Wallahu ‘alam bissawab!

0 Response to "Seberapa Penting Ekstra Kurikuler Bagi Anak Didik?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel