-->

Empat Elemen Meraih Ikigai

Empat Elemen Meraih Ikigai
petra togamas
Ikigai sebuah konsep yang merujuk pada kehidupan bermakna, penuh vitalitas, dan seimbang. Menjalani hidup melalui Ikigai, sebagaimana sudah teralami oleh warga Jepang, dapat mendatangkan kebahagiaan dan umur panjang. Jika Anda seorang guru misalnya, apakah pekerjaan itu hanya sekedar profesi atau ia sudah cukup memberi makna dan bermanfaat secara keseluruhan? Jika belum, ada baiknya Anda membaca buku The Secret Of Ikigai 

Buku The Secret Of Ikigai di tulis oleh seorang perempuan bernama Irukawa Elisa. Saya agak “terperdaya” dengan nama itu, karena awalnya saya beranggapan bahwa penulis buku ini adalah seorang jepang. Nama Irukawa pastinya familiar dengan nama orang dari entitas negara matahari terbit. Namun ternyata penulisnya adalah orang Indonesia dan nama tersebut merupakan nama penanya. 

Sungguh saya sedikit agak kecewa karena saya berkharap, tadinya, saya ingin membaca buku ini yang menyoal bagaimana orang jepang mencari hidup bahagia (ikigai) yang selanjutnya berdampak kepada umur panjang dari sudut pandang orang Jepang sendiri, orang yang merupakan bagian dari objek dan sekaligus sebagai subjek dari kehidupan ikigai. 

Tapi baiklah, buku ikigai sudah di depan mata, siap untuk di baca, meski ada ganjalan kekecewaan. Setelah membaca dan selesai membaca BAB I yang terdiri dari 40 halaman, Irukawa Elisa mengawalinya dengan sebuah prolog yang mendeskripsikan kondisi Indonesai yang menduduki negara terpadat ke empat di dunia. Kepadatan di Indonesia, menurut penulis itu, sudah pada tahapan kepadatan penduduk spasial, artinya kepadatan penduduk yang terjadi sudah di atas kapasitas lahan yang ada. Kondisi kependudukan semacam ini akan mudah memancing timbulnya berbagai masalah, seperti agresivitas, tekanan kejiwaan (stress, depresi), sampai bentuk-bentuk kriminalitas. 

Indonesia jika dibandingkan dengan negara Jepang jam kerjanya lebih singkat. Di Jepang jam kerjanya sangat tinggi tapi tidak berdampak kepada kehidupan orang Jepang mengalami stress dan atau depresi. Kuncinya adalah ternyata orang-orang Jepang memeraktekkan hidup bahagia dengan memiliki tujuan yang berusaha dicapai. Inilah yang kemudian di kenal dengan istilah ikigai. 

Untuk sampai kepada kehidupan ber-ikigai, hemat penulis buku itu, ada 4 elemen yang saling beririsan yang harus diupayakan secara sungguh-sungguh maka kemudian seseorang akan berada pada tahapan ikigai, hidup bahagia dan panjang usia, sebagiamana sudah dipraktekkan oleh masyarakat Jepang kebanyakan. Keempat elemen tersebut adalah sebagai berikut. 

Pertama, hidup harus memiliki missi (mission). Misi pada umumnya berdampingan dengan visi. Visi diartikan secara harfiah adalah kharapan atau yang dikharapkan dalam hidup. Sementara itu, missi lebah kepada tindakan, perbuatan, dan serangkaian strategi untuk mewujudkan apa yang menjadi kharapan hidupnya. Jadi, kehidupan yang diwarnai dengan misi yang jelas dan tegas akan membuat seseorang menjalani hidupnya lebih bahagia ketimbang mereka yang tidak bermisi sama sekali. 

Kedua adala vokasi (vocation). Hidup itu wajib bekerja namun nyatanya tidak semua orang bekerja pada pekerjaan yang memang benar-benar disukai. Karena orang bekerja pada pekerjaan yang tidak disukainya maka yang terjadi kemudian orang bekerja dengan mendapatkan beban hidup. Hal ini terus berlanjut dijalaninya karena mungkin atas nama keterpaksaan: terpaksa untuk menutupi kebutuhan hidup keluarga, terpaksa untuk memenuhi kehendak orang tua, dan keterpaksaan-keterpaksaan lainnya. Padahal bisa jadi seseorang tidak nyaman dalam bekerja dan tidak mendapat kebahagiaan karena dia alpa dalam bersyukur dan sedikit kurang membuka diri untuk melihat celah yang dapat memberikan kesukaan dalam belkerja. Di sini, intinya orang harus pandai bersyukur dan berusaha mengubah pandangan terhadap pekerjaan dengan memberikan makna yang berarti untuk diri, keluarga dan lingkungannya. 

Elemen ke tiga adalah profesi (profession). Ketika bekerja yang bisa dinikmati bukan hasilnya un-sich, melainkan dalam prosesnya juga. Dan ketika bekerja celah kebahagian itu dapat ditemukan oleh sipekerja, maka hari-hari bekerja tidak akan lagi menjadi beban. Lantas pekerjaan itu ditekuni dengan sepenuh hati maka hal itu bisa disebut sebagai profesi. Dan, manakala, sutu ketika cara-cara kesungguhan ini terus dilakukan, profesi yang dijalani akan menjadi ahli. Sehingga ia layak menyandang sebagai professional dalam bidangnya. 

Terakhir, elemen ke empat adalah passion. Passion, seperti pernyataan penulis buku The Secret Of Ikigai adalah kunci dari kegigihan dan semangat untuk maju. Apapun halangan dan rintangan akan terasa mudah dijalankan. Ditahap passion, mereka menjadikan itu sebagai pekerjaan, profesi sekaligus sebagai visi untuk mendapatkan tujuan. Dalam analogi penulis buku ini, passion itu mirip perasaan jatuh cinta pada seseorang sampai tegila-gila. Seberat apapun beban akan terus dilalui demi pasangan. Sebanyak apapun rintangan akan tetap dilalui dengan hati “tralala” dan “trilili”. (hal. 39) 

Demikian yang bisa sarikan dari bab 1 buku The Secret Of Ikigai dengan kharapan ikut andil memberikan sedikit pencerahan bagaimana laiknya kehidupan ini dijalani. Denga tidak bermaksud menggurui maka sesungguhnya yang tahu akan jalan takdir hidup adalah diri kita masing-masing. Namun demikian agar kita tidak melenceng jauh dari kehidupan yang senantiasa memberi kebahagiaan maka sejatinya kita terus menjadi pribadi yang tidak berhenti untuk terus belajar serta menjadi manusia yang pandai bersyukur. 

0 Response to "Empat Elemen Meraih Ikigai "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel