-->

Introver atau Ekstorver, Siapa yang Punya Masa Depan

Gary Hume, Jealousy and Passion, 1993

Miha’ly Csikzentmiha’lyi : “Karena berlatih musik atau belajar matematika membutuhkan kesunyian yang menakutkan bagi mereka”.


Sebagai guru, selama masa karier Anda, satu kali dalam hidup mungkin pernah penasaran ingin tahu dan bertanya siapa siswa yang paling hebat di sekolah yang akan benar-benar memiliki pengetahuan yang mumpuni? Apakah mereka yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi atau yang rata-rata? Ternyata tingkat kecerdasan yang tinggi tidak bisa diandalkan ketimbang siswa introvert. “Menjadi seorang introvert lebih mampu meramalkan peringkat yang baik daripada kecerdasan”, kata Eric Barker.

Dalam bukunya, Quiet, Susan Cain, seperti dikutip Barker, melaporkan: ditingkat universitas, introversi meramalkan kinerja akademik yang lebih baik dibandingkan kemampuan kognitif. Sebuah kajian menguji pengetahuan pada dua pulus bidang ilmu, mulai dari astronomi sampai statistik, pada 141 mahasiswa dan menemukan bahwa introver mengetahui lebih banyak daripada ekstrover di setiap bidang itu. para introver menerima jauh lebih banyak ijazah sarjana, posisi sebagai finalis penerima beasiswa…

Miha’ly Csikzentmiha’lyi, seorang ahli psikologi rentang waktu 1990 dan 1995 mempelajari kehidupan 91 orang yang luar biasa kreatif di bidang seni, sains, bisnis, dan pemerintah, banyak dari orang yang dikajinya berada jauh dari kelompok sosial saat remaja, sebagian disebabkan oleh “keingintahuan yang sangat tinggi atau minatnya yang terfokus tampak ganjil bagi teman-temannya”. Remaja yang sangat suka berkumpul dan kesulitan menghabiskan waktu seorang diri serin gkali gagal memelihara bakatnya, “karena berlatih musik atau belajar matematika membutuhkan kesunyian yang menakutkan bagi mereka”.

Menurut Erik Barker, penelitian mengungkapkan bahwa introver juga sukses di area-area di mana kita selalu menganggap ekstrover lebih unggul. Seperti area atlet professional dan pakar di bidang keilmuan. Paul Erdos, yang sukses mendapatkan reputasinya di bidang matematika, Aristoteles, Kepler, Galileo, berkontribusi banyak pada dunia, serta Newton yang telah memberi pada kita peta jalan yang kukuh dan terpadu tentang cara kerja dunia, adalah contoh konkrit para introver.

Jadi, orang tua atau guru tidak perlu cemas dengan anak-anak yang memiliki kepribadian terbuka atau tertutup, sebab ada ektrover dan introver yang sangat sukses, dan dunia jelas membutuhkan keduanya. Ketahuilah, Erik Berker, mengkalkulasi bahwa sepertiga orang adalah introver atau ekstrover sejati, tetapi sisanya, dua pertiganya, adalah mereka yang disebut ambivert. Mereka berada di tengah-tengah. Ektroversi dan introversi adalah sebuah kisaran.

0 Response to "Introver atau Ekstorver, Siapa yang Punya Masa Depan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel